[FF] Promise (Oneshot)

promise

PROMISE

  • Judul : Promise
  • Author : Choihan
  • Rating FF : PG-13
  • Length : Oneshot
  • Genre : Romance, Friendship
  • Main Cast :

Jung Yewon/You (OC), Kim Jungkook

  • Support Cast: Kim Taehyung
  • Disclaimer : Cast milik tuhan seorang. Aku hanya pinjam nama (?). FF ini aku buat Cuma dalam semalem dari jam 7 sampai jam 12 malem TT. [FF ini merupakan hasil request dari pemilik blog vilsaital.wordpress.com]
  • Summary :

Jung Yewon. Yeoja yang sejak kecil tidak punya teman dan tidak pandai bergaul, tapi ada satu orang yang mau berteman dengannya. Orang ini adalah teman pertama Jung Yewon sekaligus cinta pertamanya. Sebelum masuk kelas 10, satu-satunya teman yang ia miliki akan pindah sementara ke London. Temannya bejanji untuk kembali lagi padanya. Apakah temannya dapat memenuhi janji tersebut?

Jung Yewon. Biasa dipanggil Yewon. Aku bersekolah di salah satu sekolah seni ternama yang berada di Seoul. Baru saja aku berada di bangku kelas 12 yang akan dipenuhi dengan tugas-tugas dan ujian penentuan kelulusan. Aku berteman dengan semua orang, aku juga kenal dekat dengan namja-namja yang terkenal di sekolah dan karena itu teman-teman yeojaku banyak yang iri padaku. Karena hal tersebut aku tidak bermaksud bersikap sombong, tapi banyak yang menganggap aku sombong karena hal tersebut. Sebenarnya aku hanya mencoba berteman dengan baik kepada semua orang karena aku ingin merubah diriku dari seseorang yang tidak mempunyai teman dan tidak bisa bersosialisasi menjadi seseorang yang mempunyai teman banyak.

“Mau tidak jadi pacarku?” tanya salah seorang namja yang termasuk namja terkenal di sekolah sekaligus salah satu teman dekatku, Kim Taehyung. Hari ini setelah upacara pertama setelah liburan kenaikan kelas, dia mengajakku pulang bersama dengannya dan selama perjalanan dia membelikanku banyak jajanan seperti yang sedang kumakakan yaitu ddeokbokki.

“Pacarmu?” aku sempat terkaget karena pertanyaanya itu. Dia sudah menjadi teman dekatku sejak masuk kelas 10, dia selalu menjadi tempat curhatku, dan dia selalu ada di saat aku senang dan sedih. Dia sudah kuanggap seperti kakak sendiri.

“Aku sudah tahu jawabanmu,” jawab Taehyung sambil mengunyah ddeokbokki nya. Aku memandang ke arahnya dengan tatapan bingung. “Apakah kau masih menunggunya?”

Aku tidak menjawab dan hanya diam sambil melihat ddeokbokki yang sedang kupegang, tentu saja aku sudah tau siapa yang Taehyung maksud. Aku pernah bercerita kepada Taehyung tentang teman pertamaku sekilagus cinta pertamaku. Sudah jelas yang dia maksud adalah Si Cinta Pertamaku. Tapi setelah kupikir lagi, memang benar. Si Cinta Pertamaku adalah salah satu alasan aku tidak mau menjadi pacar Taehyung. “Entahlah,”

“Bagaimana jika dia tidak kembali ke Seoul?”

“Dia sudah berjanji akan kembali dan aku sudah berjanji untuk menunggunya.”

“Aku tahu itu,”

Lalu aku terdiam sejenak dan memikirkan bagaimana jika Si Cinta Pertamanya itu benar-benar tidak kembali ke Seoul. “Tapi dia sudah berjanji…”

Taehyung menghembuskan nafas pelan. Kemudian dia mengusap kepalaku. Dia selalu saja mengusap kepalaku seperti dia mengusap anak kecil. “Baiklah kalau begitu. Lupakan saja pertanyaanku yang tadi.”

Aku menatap Taehyung dengan rasa bersalah aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, aku tidak tahu bagaimana perasaannya tapi aku merasa bahwa dia tidak senang. “Mianhae,”. Lalu Taehyung menatapku sambil tersenyum, seperti tersenyum yang dipaksakan dan aku tidak suka itu. “Kita masih bisa berteman dekat, kau sudah kuanggap seperti kakakku,” jelasku. Aku berharap setelah ini dia kembali tersenyum ceria.

“Kakak? Kalau begitu coba panggil aku dengan sebutan ‘Oppa’!” serunya. Sudah terlihat senyum tipis di bibirnya. Seumur hidup aku belum pernah memanggil seseorang dengan sebutan Oppa tapi demi membuat Taehyung kembali tersenyum aku akan melakukannya.

Oppa!” seruku sambil menahan tawa setelah mendengar suaraku sendiri. Taehyung langsung tertawa bahagia setelah mendengarnya dan itu membuatku juga ikut senang.

“Aku suka itu. Seterusnya kau harus memanggilku oppa.” kata Taehyung sambil tertawa.

“Tapi kita seumuran dan jika kupanggil kau oppa lagi, telingamu akan lebih merah lagi.” Untuk pertama kalinya aku melihat telinga Taehyung yang tiba-tiba memerah dan itu sangat lucu.

Kemudian Taehyung kembali mengoceh tidak jelas dan mendengarnya sudah membuat perutku sakit karena tidak bisa berhenti tertawa di tengah-tengah keramaian kota. Setelah aku dan Taehyung sudah merasa kenyang, dia pun mengantarkanku sampai ke depan rumahku. Sebelum dia pergi, Taehyung menyuruhku untuk memanggilnya dengan sebutan oppa lagi. Sepertinya dia sangat senang jika aku memanggilnya dengan sebutan oppa.

***

10.00 @ Jung Yewon’s Class

Pelajaran kosong. Seharusnya sekarang adalah jam pelajaran favoritku dilaksanakan tetapi gurunya malah tidak ada dan belum memberikan tugas apapun di 30 menit sebelum istirahat. Aku sedang tidak ada mood untuk mengobrol dengan teman-temanku karena aku merasa lelah semalam begadang untuk mengerjakan tugas membuat lirik lagu disertai nadanya. Aku memutuskan untuk keluar kelas dan pergi ke Ruang Kesehatan untuk beristirahat sejenak.

Saat sedang merebahkan diri di kasur dan balutan selimut, tiba-tiba saja ponselku berbunyi. Ada satu pesan masuk dari nomor yang tidak kuketahui. Lalu aku membuka pesan tersebut,

Bagaimana kabarmu, won-ah? Tebak siapa yang sudah kembali?’

Mataku langsung melebar membaca pesan tersebut. Bayangan akan Si Cinta Pertamaku itu terbesat di benakku, apakah itu dia? Apakah dia sudah kembali? Lalu dengan cepat aku membalas pesan tersebut.

Kim Jungkook…? Apakah benar kau sudah kembali? Kau dimana sekarang?’

Aku menggigit bibir bawahku sambil menunggu balasannya. Ia seperti sedang bermimpi. Ia masih tidak percaya dengan isi pesan tersebut. Tak lama kemudian ponselku berbunyi lagi, dengan cepat aku membuka balasannya.

‘Di sebelahmu.’

Aku terkaget dengan balasannya, dia bilang dia sedang berada di sebelahku tapi aku tetap tidak percaya. Aku hendak membalasnya tapi tiba-tiba aku ingin melihat siapa yang berada di kamar sebelah kanan dan kiriku. Aku pun langsung kembali dalam posisi duduk. Pertama-tama aku membuka tirai yang berada di sebelah kananku dengan perlahan, lalu melihat siapa yang ada disana tapi ternyata tidak ada orang. Berarti dia sedang berada di sebelah kiriku. Dengan jantung yang berdebar-debar cepat aku membuka perlahan tirai yang berada di sebelah kiriku.

Kemudian terlihat seorang namja sedang duduk bersender di kasur, ia terlihat mengenakan seragam yang sama denganku dan ia sedang menutup matanya sambil tersenyum tipis. Dari samping aku sudah mengenalinya. Aku seketika tidak bisa berkata-kata. Ternyata itu benar dia.

“Akhirnya kau menemukanku,” tiba-tiba saja dia berbicara dan membuka matanya, ia pun menolah ke arahku sambil tersenyum. Setelah melihatnya dari depan, aku benar-benar bisa melihat jelas wajahnya.

Apakah ini wajah yang selalu kurindukan?

“Kim Jungkook…” aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa setelah melihatnya. Kehadirannya membuatku sangat kaget. “A-apa yang sedang kau lakukan disini?”

“Tentu saja untuk menemuimu,”

“Tapi kenapa tiba-tiba… kapan kembali dari London?”

“Dua hari yang lalu. Kenapa? Kau tidak suka aku kembali?”

“Bukan begitu…” tiba-tiba saja mataku terasa lembab, rasanya seperti akan menangis. Aku punya banyak hal yang ingin kukatakan padanya, tapi seperti pengecut aku hanya bisa diam tidak bisa berkata-kata. Semakin aku melihat wajahnya semakin mataku lembab dan berair.

“Hey, aku sangat merindukanmu. Aku tidak pernah melanggar janjiku padamu, bukan?” Jungkook mengatakannya dengan lirih dan jelas. Hatiku makin berdebar-debar. Air mataku tumpah karena tidak bisa kutahan lagi setelah mendengar apa yang dia katakan. Aku menutupi seluruh wajahku dengan kedua tanganku. “Uljima.. Maaf telah membuatmu menungguku terlalu lama.”, dia pun berpindah untuk duduk di sebelahku. Jungkook menarik kedua tanganku turun. “Kau masih tetap cantik, sepertinya menjadi makin cantik. Apakah kau ini kembaran Kim Tae-Hee?” lanjutnya.

Aku tertawa sambil menangis saat mendengar dia membahas tentang Kim Tae-Hee. “Ada-ada saja,” ucapku sambil menganggukan kepalaku pelan.

Jungkook menarik tanganku ke depan, dan aku pun jatuh ke dalam pelukannya.  Air mataku kembali tumpah. Tiba-tiba saja badanku terasa membaik dan rasa lelahku hilang. Aku merasa hangat dalam pelukan erat Jungkook yang tak ingin lepas. “Apa kau tidak merindukanku?” tanyanya.

Aku mengangguk pelan dan menjawab, “Tentu saja aku juga merindukanmu.—Ya! Lepaskan aku, bagaimana kalau ada orang lain yang melihat?”. Wajahku memanas ketika Jungkook mengeratkan pelukannya. “Kim Jungkook…” panggilku lirih sambil mencoba mendorongnya pelan.

“Biarkan saja kalau ada yang melihat. Rinduku padamu masih belum hilang.”

“Aku tahu kau pasti menepati janjimu,”

Jungkook pura-pura tidak mendengar perkataanku barusan, “Kau sepertinya berteman dengan baik. Tadi ada seorang namja di kelasku menghampiriku saat pergantian pelajaran. Dia bertanya padaku apakah aku mengenalmu. Sepertinya namja itu teman dekatmu. Dia sampai tahu tentang diriku. Kau menceritakan semua tentangmu padanya?” nadanya terdengar kesal, aku hanya bisa tertawa pelan mendengar ocehannya.

“Mau makan?” tanyaku ketika bel istirahat berbunyi.

“Jangan mencoba mengalihkan topik pembicaraan.”

***

15.00 @ Cafe

Sudah sebulan sejak Jungkook kembali dari London. Dia benar-benar membuat hariku semakin berwarna. Aku semakin akrab dengannya. Aku senang dia tidak berubah. Aku juga senang dia bisa berteman dengan Kim Taehyung. Di sekolah, dia langsung menjadi salah satu namja yang terkenal, banyak yeoja yang sepertinya menyukai Jungkook. Kadang ada yeoja yang mencoba mendekatinya dan itu tepat di depan mataku, kesal sekali melihatnya walaupun aku belum menjadi siapa-siapanya Jungkook. Sedikit kesal tapi juga sedikit senang karena jika ditanya Jungkook sudah punya pacar atau belum, dia menjawab kalau dia sudah berpacaran denganku. Padahal dia saja belum menembakku. Apa yang kau pikirkan, Kim Jungkook?

“Tolong dua Ice Caramel Macchiato.” Jungkook dan aku sedang memesan kopi di suatu cafe. Seharian ini aku pergi bersama Jungkook untuk mengisi hari minggu.

Aku dan Jungkook duduk di kursi dekat panggung kecil yang biasanya menjadi tempat penyanyi cafe menyanyi.

“Jadi, apa maksudmu bilang ke semua orang bahwa aku adalah pacarmu?” tanyaku sambil menggigit sedotan minumannya.

“Bukankah kau memang pacarku?”

“Sejak kapan? Kau bahkan belum menembakku.” Setelah mengatakan hal itu aku merasa sedikit malu pada diriku sendiri, “Ah—Lupakan saja,”

“Aku akan menembakmu, jangan khawatir.” katanya dengan santai sambil meminum minumannya.

“Kapan?”

Jungkook tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya tanpa menjawab pertanyaanku. Dia terlihat sedang menghampiri manager cafe yang berdiri di daerah kasir. Sepertinya dia sedang berbicara sesuatu dengan manager cafe. Aku melihatnya dengan bingung, aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan. Akhirnya, dia kembali bukan ke tempat duduknya tapi ke arah panggung kecil dan ia sedang berbicara dengan dua pemusik yang sedang break disana. Kemdian terlihat ia duduk di salah satu kursi di depan mic. Sepertinya ia sedang mengecek micnya. Aku masih tidak mengerti apa yang sedang ia lakukan.

“Jung Yewon. Jung Yewon. Aku akan menjawab pertanyaanmu yang barusan disini, jadi jawabannya adalah ‘sekarang’” katanya dengan menggunakan mic. Aku sangat kaget dengan apa yang sedang dia lakukan dan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Tiba-tiba terdengar suara Jungkook yang sedang menyanyikan lagu dengan diiringi gitar akustik. Dia menyanyikan lagunya Urban Zakapa, Cafe Latte.

Setelah beberapa menit, penampilannya pun selesai. Cafenya dipenuhi suara tepuk tangan dari semua yang sudah berkunjung dan mendengarkan. Aku tapi masih belum mengerti kenapa dia tiba-tiba melakukan ini semua.

“Maaf untuk semua yang sudah kulakukan kepadamu dan maaf sebelumnya aku belum menembakmu.” ucapnya dengan mata penuh ketulusan. Aku hanya bisa mengangguk dan terkesima atas penampilannya. Lalu memberinya dua jempol.

Jungkook tersenyum dan berkata, “Aku tahu mungkin sudah terlalu lambat mengatakan ini… Saranghae, Jung Yewon. Maukah kau jadi milikku?” speechless. Aku tidak bisa berkata-kata. Jadi karena ini dia melakukan pertunjukkan tadi. Benar-benar sebuah kejutan.

Aku menatap mata Jungkook. Dan tentu saja aku akan menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang seharusnya dia juga sudah tahu. “Ya, aku mau.”

Setelah mendengar jawabanku, jungkook langsung turun dari panggung dan memelukku. Terdengar suara tepuk tangan lagi dari semua pengunjung yang sudah menyaksikan. Seketika aku merasa sangat malu sekaligus bahagia.

Akhirnya aku dan Jungkook resmi pacaran.

Jeongmal Saranghae, Jung Yewon.”

Nado jeongmal saranghae, Jeon Jungkook. Tapi kenapa tiba-tiba sekali?”

“Aku melakukan ini karena kau sudah membahas tentang itu dan sejak dulu aku sudah siap menembakmu, Cuma belum menemukan waktu yang pas. Ah, Kukira kau juga tidak peduli tentang yang kukatakan kalau kau adalah pacarku.” jelas Jungkook.

“Aku peduli tentang semua yang kau lakukan.”

THE END

*PS : Maaf aku nge post ff ini dulu dan bukan lanjutannya The Hidden Story #2 TT. THS 2 akan segera di post! tunggu saja ya<3

2 komentar di “[FF] Promise (Oneshot)

  1. Akhirnyaaaa yang ditunggu tunggu dateng jugaaa xD
    apik haaan, senyum senyum sendiri nih kaya orang bego
    THS 2 juga tak tunggu lho ya, paiting!!:3

Tinggalkan komentar