[FF] The Hidden Story #1

thehiddenstorycover

  • Judul : The Hidden Story [Chapter 1]
  • Author : Choihan
  • Rating FF : PG-15
  • Length : Chaptered
  • Genre : AU, Drama, Slice of life, Romance, Friendship
  • Main Cast :

Kim Myungsoo [Infinite]

Choi Shinhae [OC]

Nam Woohyun [Infinite]

  • Support Cast: Temukan sendiri
  • Disclaimer : Cast milik tuhan seorang. Aku hanya pinjam nama (?). FF ini terpikirkan setelah membaca manhwa nya Goong. Terinspirasi oleh manhwa tersebut dan beberapa manga (?). Jangan lupa Read, Like dan Comment nya ya guys~ Happy Reading^^)b maaf kalau agak gimana gitu .G
  • Summary :

Choi Shinhae. Siswi SMA kelas 3 ini tiba-tiba di kejutkan oleh suatu masalah yang membuatnya harus menikah dengan seorang laki-laki yang ia benar-benar tidak tahu siapa. Bagaimana kehidupan Choi Shinhae setelah menikah di usia 19 tahun?

The Hidden Story : Chapter One.

Suara hiruk-pikuk Gangnam masih terdengar jelas di telinga Choi Shinhae. Ia merasa suara tersebut mengganggu dirinya. Ia tak begitu menyukai suasana seperti ini. Untuk sekarang, ia hanya perlu suasana yang penuh dengan ketenangan dimana tak seorang pun bisa menemui dirinya.

“Kau mau kemana, Choi Shinhae?”, Shinhae terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut. Ia menganga melihat seorang namja bertubuh jangkung yang berdiri dibawah lampu penerangan dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana jeansnya. Shinhae tidak bisa bergerak, pikirannya kosong, ia tidak tau apa yang harus dia lakukan saat bertemu dengan sahabatnya di situasi seperti ini. “Mau kabur lagi?”, tanya namja tersebut.

Shinhae mencoba bertingkah biasa saja. Ia melepas tudungnya dan earphonenya yang ia pakai tanpa menyalakan musik. “Oh! Woohyun oppa, aku hanya sedang berjalan-jalan di daerah sini, mencari udara segar seperti biasa.” ucapnya seakan-akan semuanya berjalan seperti biasanya. “Oppa ngapain di luar malam-malam begini?”

Woohyun mengangkat kedua bahunya lalu langsung menurunkannya lagi, seulas senyum pun tergambar di bibirnya, “Entahlah,” Ia mengecek sekilas jam tangan digitalnya yang terpakai di tangan kirinya. “Bagaimana kalau jalan-jalan bersama sambil mencari tempat untuk minum kopi?” tanyanya.

Shinhae bingung harus bagaimana. Rencananya untuk kabur dari rumah dan menyendiri sampai esok hari sepertinya gagal sudah. Ia lebih memilih untuk ikut bersama Woohyun daripada dicurigai oleh Woohyun bila ia menolak tawaran Woohyun. “Okay!”, mencoba membuat raut wajah menjadi ceria padahal sedang dalam kondisi sangat kecewa sangatlah susah. Shinhae memang tidak mudah menyembunyikan perasaannya.

Shinhae dan Woohyun pun berjalan berdampingan di emperan jalan di daerah Yeoksamdong, Gangnam. Langkah demi langkah mereka lalui, Shinhae yang daritadi mencoba mengikuti kecepatan langkah Woohyun pun memutuskan untuk berjalan lebih lambat dari Woohyun. Ia tak tahu Woohyun akan membawanya ke tempat minum kopi seperti apa. “Oppa, kita mau minum kopi dimana?” tanya Shinhae penasaran sambil mengusap-usap tangannya yang mulai dingin.

Hmm, di daerah sini yang masih buka sih Cuma Cafe Healing 616. Aku yakin kau pasti akan suka tempat itu.”

“Sepertinya aku pernah dengar nama Cafe itu dari temanku.”

“Kita sampai,” ucap Woohyun. Shinhae tidak menyadari kalau mereka sudah berada di depan pintu masuk cafe itu. Cafe itu masih terlihat ramai. Mereka berdua pun masuk ke dalam cafe tersebut, “Kau mau pesan apa?” tanyanya.

Shinhae menunduk melihat menu yang tersedia, rasanya ia ingin beli semua yang ada di menu, “Bagaimana kalau Mangoo Smoothies?” tanyanya sambil melihat menunya seakan mempunyai pilihan lain.

“Okey. Pesan kopi hangat dan Mangoo Smoothies nya satu.” ucap Woohyun. Lalu ia menunggu minuman mereka jadi dan mereka pun duduk di tempat yang kosong dekat jendela. Woohyun pun mengecek ponselnya yang baru saja berbunyi, ia meletakkan minumannya di meja dan mengetik sesuatu di ponsel layar sentuh tersebut. “Shinhae, temanku aku suruh menyusul kesini karena dia sedang mencariku sekarang, bagaimana? Tidak apa-apa?” tanya Woohyun sambil tertawa pelan tanpa sebab.

“Oh, silahkan saja. Tidak apa-apa, Oppa.” jawab Shinhae sambil melambaikan tangannya ke kanan dan ke kiri. Hah… Rencanaku gagal lagi, batin Shinhae sambil meminum Smoothies nya dan memandang ke luar jendela.

Tak lama kemudian.

.

.

“Oh! Hyung!”, seorang namja pun muncul di hadapan Shinhae dan Woohyun. Ia bertubuh jangkung, rambutnya berwarna hitam jatuh ke bawah dan acak-adul. Matanya hitam dan senyumnya manis, dan tentu saja dia sangat tampan di mata Shinhae. Ia membawa satu kopi hangat dan menggendong tas putih bermotif warna hitam. Namja itu sekilas melihat ke arah Shinhae lalu kembali melihat Woohyun, “Pacar?” tanyanya.

“Shinhae? Ah bukan, dia hanya teman dekatku—Oh! Ya, perkenalkan, dia Kim Myungsoo. Teman dekatku sejak kecil. Dia seumuran denganmu, satu tahun lebih muda dariku tentu saja—banyak yang bilang dia tampan, tapi masih tampanan aku.” jelas Woohyun sambil menunjuk Myungsoo dengan telunjuknya. Lalu ia menunjuk Shinhae, “Dia Choi Shinhae. Kita sudah berteman sejak di pindah ke daerah sini sekitar 3 tahun yang lalu. Seperti yang kubilang tadi, kalian seumuran.” Lalu Myungsoo dan Shinhae saling membungkuk satu sama lain dan mereka berdua berkata, “Selamat berkenalan denganmu.” di saat yang bersamaan.

Mereka bertiga pun duduk kembali dan mengobrol banyak sampai cafe itu tutup.

“Myungsoo, kau kesini naik apa?” tanya Woohyun secara tiba-tiba saat mereka sudah berada di luar cafe.

Myungsoo menoleh ke arah Woohyun lalu menunjuk ke arah motor yang mempunyai badan besar dan berwarna putih yang terparkir di depan cafe. “Naik itu. Ada apa, hyung?”

Woohyun melirik sekilas ke arah Shinhae lalu kembali melihat Myungsoo, “Aku harus pergi ke suatu tempat. Bisa kau antarkan Shinhae pulang? Rumahmu dan rumahnya sejalur, tenang saja. Daripada kau pulang jalan kaki,” ucapnya sambil menggaruk-garuk kepalanya dan tersenyum seperti sedang berpikir bahwa hanya Myungsoo yang bisa menolongnya.

Myungsoo melihat ke arah Shinhae yang berdiri di sebelah kiri Woohyun, “Apakah tidak apa-apa?” tanyanya kepada Shinhae. Shinhae terlihat sedang berpikir-pikir lalu dia mengangguk pelan. “Baiklah.” Myungsoo memakai helm berwarna hitam miliknya lalu menyalakan motornya. “Naiklah,” Shinhae pun melihat Myungsoo dari atas ke bawah seakan-akan ia tak yakin untuk di boncengi oleh orang yang baru ia kenal beberapa jam yang lalu. Ia menghela nafas pelan lalu naik dan duduk di belakang Myungsoo. “Bye, Hyung!

Bye, Woohyun Oppa!

Woohyun hanya mengangguk dan melambaikan tangan pada kedua teman dekatnya itu. Setelah Shinhae dan Myungsoo hilang dari jarak pandangnya, ia pun pergi dari tempat itu. “Selamat menikmati waktu yang ada.” gumamnya lirih.

.

.

.

“Bolehkah aku berpegangan dengan tasmu?” tanya Shinhae yang akhirnya memecah keheningan yang sempat menyelimutinya dan Myungsoo. Ini adalah pertama kalinya Shinhae mengendarai motor, apalagi berboncengan dengan seorang namja.

“Tentu saja.” jawab Myungsoo yang matanya masih tertuju pada jalanan yang lumayan ramai orang-orang yang berlalu-lalang setelah lembur bekerja.

Shinhae pun menggenggam erat tasnya untuk pegangannya selama perjalanan. Shinhae melihat ke arah punggung Myungsoo yang terhalangi oleh tasnya. Ia melihatnya sambil berpikir, kenapa ia bisa gampang saja mengikuti perkataan Woohyun untuk memboceng namja yang baru ia kenal. Betapa bodohnya dia. Bagaimana kalau Myungsoo menganggapku sebagai wanita murahan?Bodoh… batin Shinhae, ia pun memukul-mukul pelan kepalanya.

“Rumahmu dimana?” tanya Myungsoo tiba-tiba saat mereka hendak sampai di perempatan.

“Perempatan belok ke kiri, lalu belok ke kanan. Rumahku berada di daerah situ.”

Myungsoo pun mempercepat lajunya saat tahu lampu lalu lintas yang berada di perempatan sudah berubah warna menjadi hijau. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di daerah rumah Shinhae. Di kanan dan kiri terlihat rumah-rumah elite yang tak pernah mati suasananya.

“Kau bisa berhenti disini.” ucap Shinhae saat mereka tepat di depan rumah besar berwarna putih dan memiliki gerbang yang lumayan rendah berwarna hitam dengan halaman depan dan teras yang luas dan besar. Shinhae turun dari motor Myungsoo dan membungkuk ke arahnya. “Terima Kasih banyak Myungsoo-ssi. Maaf juga telah merepotkanmu.”

“Sama-sama, dan sekali lagi senang berkenalan denganmu.” Seulas senyum pun tergambar di bibir Myungsoo, senyumnya terlihat sangat jelas karena ia menaikan kaca helm nya. “Aku pulang dulu. Selamat malam.” lanjutnya sambil melambaikan tangannya sebelum ia dan motornya pergi dari hadapan Shinhae.

Shinhae tersenyum, ia senang sepertinya Myungsoo tidak menganggapnya sebagai wanita murahan. “Hati-hati di jalan!” serunya sambil melambaikan tangannya. Myungsoo melihat tingkah Shinhae melalu kaca spion motornya, lalu ia tersenyum tanpa alasan. Ia tidak sadar ada perasaan yang menggelitik yang datang tiba-tiba pada saat itu.

Akhirnya Myungsoo pun hilang dari pandangan Shinhae. Dan Shinhae pun juga sepenuhnya lupa akan rencananya untuk kabur.

Pada malam setelah ia pertama kali bertemu dengan Myungsoo, Shinhae pun dikagetkan oleh sebuah berita yang berasal dari mulut orang tuanya sendiri.

“Menikah?! Aku tidak mau, Eomma! Lagian aku masih berumur 19 tahun dan masih kelas 3 SMA!” bantahnya ketika Shinhae diberitahu bahwa ia akan segera dinikahkan dengan anak dari pemilik hotel bintang lima yang sangat besar, megah dan selalu terkesan elit.

“Ayolah, Shinhae. Ini demi perusahaan ayahmu, demi kebaikan kita semua juga. Kau tidak ingin perusahaan ayahmu yang sudah ia urus selama 5 tahun ini bangkrut bukan?” paksa ibunya yang terlihat sedang benar-benar memohon Shinhae untuk menikah sesuai apa yang baru saja ia katakan. “Besok kau dan dia akan di pertemukan secara resmi, Shinhae.”

Shinhae yang baru saja pulang ini duduk di sofa yang berada di ruang tamunya dan mengehela nafas berat. “Eomma tidak bisa memaksaku dan melakukan ini semua tanpa persetujuanku.”

Ibu Shinhae pun ikut duduk di sebelah anak perempuan satu-satunya yang ia miliki, “Demi ayahmu dan kita semua, Shinhae. Ibu dan ayahmu telah memikirkan berbagai cara lain untuk menyelesaikannya dan tak ada keputusan untuk bisa mengembalikan semua seperti semua kecuali kau menikah dengan anak pemilik hotel tersebut. Orang tuanya akan membantu kita sepenuhnya dalam masalah ini bila kau mau menikah dengan anaknya.” jelas ibunya dengan panjang lebar. Ia melihat Shinhae sedang memegang kepalanya dan menutup matanya seraya berpikir apa yang harus Shinhae lakukan. “Ibu akan membiarkanmu berpikir untuk sejenak.”

Shinhae berpikir keras. Apa yang harus dia lakukan dalam posisi seperti ini? Ia benar-benar ingin kabur selamanya. Ia memikirkan banyak hal selama 30 menit.

            Demi kebaikan kita semua, bukan?

.

.

.

“Baiklah, akan kulakukan. Untuk kebaikan kita semua.”

4 komentar di “[FF] The Hidden Story #1

  1. uwaaa ada woohyun juga>< myungsoo disini nggak diem diem amat ya(?) bagus kok han,cuma kurang panjang aja sih:"3 fighting! lanjutannya jangan kelamaan ya~❤

  2. AAAKKK LANJUTT LANJUTTTT THOOORRR!! SUKAA SUKAAAA ❤ < NEXT DITUNGGU THOR ^^ SAKING SEMANGATNYA CAPS JEBOL MIAN HEHEHE X.X

Tinggalkan komentar